OLEH RIA NISA ANGGRAENI
KELAS 7 - H
SMP NEGERI 1 KOTA SUKABUMI
Di suatu desa yang
indah, hiduplah seorang remaja bernama Bella. Dia hidup di atas sebuah menara
seorang diri karena kedua orang tuanya telah meninggal dunia sejak dia lahir.
Setiap hari dia menghabiskan waktunya untuk melukis di seluruh dinding ruangan
terutama dinding kamar.
Pada suatu hari, tiba
tiba saat dia melukis sebuah gerbang istana di dinding kamarnya, dia seketika
terseret masuk ke dalamnya. "Aaaaah... Dimana aku sekarang?" teriak
Bella kebingungan. Ternyata dia berada di dalam sebuah istana yang penuh dengan
lukisan di dindingnya. Bella sangat senang hari itu, namun dia teringat akan
menara tempat tinggalnya. Dia menangis kebingungan, akan tetapi datang seorang
wanita paruh baya, dan berkata "Kamu cantik sekali, nak" ucap wanita
itu. "Si..si..siapa kamu?" tanya Bella terbata bata, bukannya
menjawab wanita itu langsung menarik tangan Bella ke dalam sebuah ruangan yang
di dalamnya terdapat dua orang laki - laki. Saat ingin bertanya, ucapan Bella
dipotong oleh ucapan wanita yang menariknya. "Ayahanda, ini orang yang
kita tunggu-tunggu" ucap sang wanita. Ternyata dia adalah seorang ratu di
kerajaan tersebut begitu pula dengan lelaki yang berada di ruangan itu ternyata
dia adalah seorang raja dan seorang putra mahkota. Sang raja bertanya
"Apakah namamu Bella?" tutur sang raja. Bella menganggukan kepalanya
sambil tersenyum.
Karena kebingungan,
Bella bertanya kepada mereka, "Siapa kalian? Mengapa aku tiba-tiba ada disini?
Apa yang terjadi sebenarnya?". Dalam sekejap mereka berada di ruangan yang
penuh dengan warna dan lukisan, sambil berjalan mereka mengatakan sesuatu
"Sebenarnya kamu adalah anak kami yang sudah terpisah sejak belasan
tahun" ucap sang raja. "Bagaimana bisa?" Bella bertanya sambil
terkejut. "Dulu sebelum kamu dilahirkan kami berdua adalah seorang pelukis
yang terkenal pada masa itu. Semua ini bermulai saat sudah melahirkanmu kami
bahagia dan mencurahkan rasa bahagia kami dalam sebuah karya lukisan. Dan kami
tiba-tiba berada dalam sebuah kerajaan ini" jelas sang ratu. Tanpa sadar
Bella meneteskan air mata, raja dan ratu langsung merangkul Bella. Sedangkan,
sang putra mahkota diam sambil tersenyum haru. Tapi, dalam sekejap Bella
kembali ke menara asal dia tinggal dan ditemani seekor kuda poni kecil
disampingnya. Dia bertanya-tanya, "Apa ini hanya mimpi? Tapi kuda poni
kecil ini? Dia benar - benar nyata!" ucap Bella di dalam hatinya. Yang
lebih menganehkan si kuda poni berkata "Kamu tidak usah sedih, sebentar
lagi kamu akan bahagia di kerajaan indah yang kemarin kamu datangi" .
"Ada apalagi
ini? Siapa kamu? Bagaimana kau bisa bicara layaknya seorang manusia?"
tanya Bella dengan panik. "Oh iya, perkenalkan namaku Callista kuda poni
terbaik di kerjaan Paintfull," tutur Callista dengan nada lemah lembut.
Bella akhirnya tidak merasa takut akan kehadiran Callista di menaranya, justru
sekarang dia dan Callista menjadi sahabat yang tak terpisahkan. Saat hari
menjelang siang, Callista memberikan selembar kertas kepada Bella. Bella pun
lantas membacanya. Ternyata isinya adalah "Gunakan kuas ajaibmu itu untuk
kembali ke rumahmu yang sebenarnya, Istana Paintfull. Kami menunggumu untuk
hidup bersama-sama layaknya sebuah keluarga. Tenang saja, Callista akan membawamu
kemari, kamu hanya tinggal melukis Istana Paintfull dan menuliskan sebuah surat
yang isinya memberitahu orang yang akan menempati menara itu kelak. Setelah
itu, letakkan saja surat itu di dekat kanvas yang biasa kamu gunakan, dan
Callista akan membawamu ke Istana Paintfull. Salam Albert".
Dia tidak tahu siapa
itu Albert dan apa maksud dari surat itu. Tanpa bertanya, Callista langsung
memberitahu "Albert adalah kakakmu, putra mahkota yang kemarin kamu temui
bersama raja dan ratu," ucap Callista. Tanpa bertanya lagi Bella langsung
melakukan perintah dalam surat itu, dia segera menulis surat itu dan melukis
Istana Paintfull dan Callista menyuruh Bella naik ke atas punggungnya. Bella
pun naik ke atas punggungnya, dan Callista pun membawanya masuk kedalam lukisan
yang Bella lukis di dinding. Benar saja, mereka tiba tiba berada di istana itu
dan disambut oleh seluruh orang yang ada di istana itu.
Mereka saling
berpelukan dan menangis haru, termasuk Albert. Setiap benda yang dia lukis di
istana itu berubah menjadi kenyataan. Setiap hari mereka selalu meluangkan
waktu untuk melukis bersama, tak lupa dengan Callista. Di sana mereka hidup
bahagia selamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar