OLEH ANDHIKA NAZRIL SHIDIQ
KELAS 7 - H
SMP NEGERI 1 KOTA SUKABUMI
Di sebuah negara yang rakyatnya telah
memimpikan 2019 sejak 2014, di sanalah tumbuh seorang pemuda yang selalu
memimpikan masa depan negerinya yang akan lebih baik pada tahun-tahun berikutnya,
namanya adalah Alif van Alen, pemuda dengan keturunan blasteran Indonesia-Belanda
itu tetap setia pada negara kelahirannya yaitu Indonesia.
Pada suatu hari dia menemukan sebuah
bata merah dari pilar rumahnya yang menonjol keluar, "Wah yang satu ini
belum dirapikan," dia berkata sambil menekannya ke dalam, tiba-tiba pilar
yang ada didepanya meledak dan diapun terlempar ke masa lalu pada tahun 1959,
ke sebuah daerah yang ternyata merupakan rumahnya saat ini. "Ya Allah,
mimpinya sangat indah," ungkapnya sambil mengelus dada. Tak lama tangan
Alif ditarik oleh seseorang yang telah kehilangan satu tangannya karena menahan
banyak peluru. "Kau siapa?" kata Alif. "Perkenalkan, aku Hiyazs
al Bukhari dari pasukan 39," orang itupun menjawab. Alif pun mengikuti
orang yang baru ia kenal dan di saat pasukannya sangat kebingungan bagaimana cara
melempar granat untuk melawan Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia
setelah lepas dari jepang. "Coba aku bantu !" kata Alif. Diapun
menarik pelatuk yang menggeser tali kompestor dan mengarahkannya pada sebuah
lapangan luas dan ketika granat itu mendarat di tanah, semuanya hancur layaknya
kertas yang dilahap air, berbarengan dengan itu, datang sebuah suara "Jika
kamu ingin memajukan masa depan, pikirkanlah dulu masa lalu". Diapun
kembali ke Zamannya yaitu 2018 tepat di pilar rumah yang belum rapih tersebut
dengan pemikiran baru, dan diapun mempelajari sejarah masa lalu negerinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar